Monday, April 27, 2015

Kepemimpinan


Kepemimpinan iyalah tokoh yang memberi pengaruh kepada anggotanya dengan proses mempengaruhi dalam mementukan tujuan organissi. Namun kepemimpinan setiap masing-masing tokoh punya gayanya masing-masing, itu dipengaruhi oleh kepribadian, lingkungan, dan wawasan tokoh yang ada.
Jenis kepemimpinan :
1.    Koersif           : disebut pula otoriter, kehendak pemimpinan  yang tidak ada orang yang membantahnya.
a.    Kelebihan, kelompok ini membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, keputusan diterima dengan baik tanpa banyak perdebatan dari anggotanya.
b.    Kekurangan, anggota menjadi tidak kreatif dan cepat bosan karena perintah yang dikehendak bukan berdasarkan usulan mereka dan bukan sesuai keinginan mereka.
2.    Otoritatif         : kekuasaan dengan persetejuan dan kejelasan visi yang ia paparkan, pemimpin menjadi pergerak visi yang telah ditentukan.
a.    Kelebihan, anggota bisa berkerjasama dan mampu membuat perubahan-perubahan sesuai dengan kemajuan jaman.
b.    Kekurangan, keputusannya cenderung lambat, dan pemikirannnya tidak sampai kebawahannya karena gagasannya terlalu kedepan.
3.    Afiliatif                       : pemimpin yang memberikan jalan bagi anggotanya untuk bertindak, mengutamakan kebahagian anggotanya.
a.    Kelebihan, harmonisasi pemimpin dengan bawahannya akan terjaga karena keterbukaannya.
b.    Kekurangan, ketergantungan anggota kepada pemimpin, karena pemimpin selalu membantu dan mendepankan anggotanya.
4.    Demokatis     : mengedapankan pendapat dari anggota berdasarkan musyawarah dan mufakat tanpa mengutamakan kebagian anggotanya.
a.    Kelebihan, adanya keterbukaan anggota dan pemimpin yang menyebabkan masalah cepat terselesaikan
b.    Kekurangan, pemimpin yang tidak dapat mengambil keputusan dengan tepat dan terjadi kontra kepada anggotanya.
5.    Pacesetting   : pemimpin membutuhkan atau menuntut kesempurnaan dari anggotanya, yang membuat standar-standar.
a.    Kelebihan, membuat anggota menjaga organisasinya agar sempurna.
b.    Kekurangan, anggota yang lemah secara motivasi atau perkembangan dirinya akan cenderung malas dan berakhir dengan penggantian anggota.
6.    Coaching      : hamper sama dengan pacesetting namun memberi ketentuan yang berbeda-beda pada setiap orang.
a.    Kelebihan, memberikan porsi sesuai dengan kesanggupan anggota.

b.    Kekurangan, musti diplanning dengan waktu yang lama, harus mengetahui karakter anggotanya satu-satu.

Penutup
kadang dalam keadaan setiap kondisi, perubahan gaya kepemimpan harus diubah sesuai kondisi anggota yang ingin kita hadapi, lantas bukan berarti kita mengurangi kualitas kepemimpinan kepada anggota.

Harmoni Warna dalam Gunadarma



            Dengan latar lingkungan kampus yang begitu beragam, bagaimana tidak? Berpakaian saja bebas tidak seperti di sekolah dulu, maka lahirlah macam-macam model pakaian yang mahasiswa gunakan untuk perkuliahan, begitu pula dengan dandanannya, berbagai macam kosmetik dan gaya rambut itu semua baru dari segi gayanya, belum lagi  tentang kepriadiannya, gaya berbicaranya, agamanya, sukunya, dan bahkan politiknya. Latar kepribadian yang mereka bawa dari diri-sendiri, kedua orangtuanya, lingkungan rumahnya, dan teman lamanya-lah yang kemudian mereka tampilkan kepada teman kampusnya. Begitulah banyaknya aneka warna di Gunadarma.
            Kemudian, dunia kampus diindentik dengan kebebasan tidak seperti sekolah yang ketat peraturan dan ditambah dengan umurnya sudah lebih 18 tahun bertanda sudah bebas menentukan hidupnya sendiri . Gaya hidup mulai berubah dari sebelumnya dipengaruh juga dengan lingkungan baru dan teman baru, begitulah warna indentitasnya tercampuri. Kadang, tak semua mahasiswa begitu menerima keadaan di kampusnya, mulailah terjadi konfrik karena perbedaan  pandangan, dari hal simpel aja berupa “menyapa”, kadang ada sebagian orang menyapa dengan caranya sendiri. Maka kadang tersinggunglah lawan sapanya, karena tidak sesuai apa yang mereka inginkan. Belum lagi ketika saling berbicara, diskusi, janjian, dan hal lainnya, begitulah ketika warna satu tak cocok dengan warna lainnya.
Bagaimana menyikapi perbedaan tersebut, “Jika tak kenal, Maka tak sayang” begitulah istilah yang cocok untuk menyikapi perbedaan tersebut, juga dengan saling memahami satu diantara lainnya menghasilkan kepercayaan. Hal tersebut akan berhasil jika kontak sosial terus berjalan, maka lahirlah sikap saling mepercayai. Begitulah jika ingin mencocokkan warna, kenali dulu jenisnya. Kepribadian setiap manusia kadang menghasilkan kelebihan dan kekurangan masing-masing pada setiap dirinya, hal tersebut tidak cukup dengan memahaminya, juga harus bagaimana menyikapi setiap teman-teman? Hal ini perlu dalam kegiatan kerja kelompok, karena kadang kerja kelompok tidak maksimal jika memposisikan orang bukan kepada ahlinya. Begitulah jika setiap warna diletakkan di posisinya, melahirkan lukisan.

Setiap warna ada yang pekat ada yang pudar, semangkin pekat menandakan kekuatan mempengaruhi orang, ada yang ikutan-ikutan karena tak punya prinsip yang kuat. Maka janganlah jadi warna yang pudar,  karena warna pudar hanya menghasilkan jalan hidup yang ambigu, tak berarah yang menjadi manusia yang lemah. Jika mendalami surat Al-Hujarat [49:13] menjelaskan bahwa manusia diciptakaan berbeda-beda, agar saling mengenal satu sama lain dan jadilah manusia bertaqwa diantara lainnya. Hidup memang pernuh warna, maka kenalilah, posisikan dirimu dan menjadi jiwa yang berprinsip. Maka tak hanya menjadi lukisan saja, tetapi menjadi lukisan yang mempunyai harmoni warna yang indah.
.

*tulisan ini pernah dilombakan dalam kegiatan Lomba hari Jurnalistik yang diadakan oleh BEMFIKTI dalam kategori Artikel, dan alhamdulillah memperoleh juara pertama.