Sunday, November 15, 2015

Menulis Cara Cepat Menjadi Gila

"Sebenarnya setiap manusia gila, tetapi penulis paling cepat gila"
- Bernard Batubara -

Mungkin terheran-heran, kok nulis bisa gila. nggak benar-benar jadi gila sih sebenarnya, namun ketika menulis kalian pasti merasa, bahwa anda seakan-akan jadi gila. Kenapa seakan-akan menjadi gila? karena anda akan melakukan totalitas ketika mulai menulis, apalagi anda jarang menulis. Ya.. saya akan berbagi pengalaman menulis tantangan menulis satu artikel setiap hari selama satu bulan di #NulisRandom2015 dari nulisbuku.com.

Awalnya, saya ragu melakukan tantangan tersebut, walaupun sebenarnya saya ada basic menulis yang baik. Akhirnya saya mengikuti tantangan #NulisRandom2015 tersebut. Mungkin lebih baik jika menulis harus banyak membaca, namun tantangan ini saya malah tidak membaca dengan alasan ingin menggali pemikiran sendiri, yang justru ini menjadi kegilaan ku menjadi-jadi. Karena menulis setiap hari, setiap hari harus memikirkan apa yang ditulis.

Mungkin memikirkan tema menjadi mudah, karena bisa saja setiap kita terpikir, ada saja terlintas tema yang akan dibuatkan menulis. Namun tema kita pikirkan hanyalah minor pemikiran kecil kita, hanya terlintas bagaikan bintang jatuh numpang lewat, yang ekornya saja kita tak sempat melihatnya. Sedangkan tema kita dapat, haruslah menjadi sebuah tulisan, belum kalau jadi novel. Mulailah anda berpikir secara paralel, membuka lemari memori otak dengan kata kunci tema kita ambil. Hal saya tak suka, jika memori otak ini tak cukuplah memjawabnya, saya harus melibatkan perasaan sebagai sumbernya. Perasaan adalah gudang tersensitif, karena melibatkan perasaan suka, duka, benci, dan cinta. Ingatan lama kita juga dibuka, antara kebencian dan kebahagian lalu, mengingat kesakitan dulu diderita dan kenikmatan yang sudah berlalu bukannya itu adalah cara terbaik menghancurkan perasaan sekarang.

Memikirkannya sudah berkecamuk perasaan kita, namun itu belumlah selesai disini. Ketika semua dipikirkan secara paralel, semua disusun secara alur linier. Linier disini berupa tulisan kita, semua ide kita harus diposisikan pada baris yang pas, kita harus menentukan ritme dan gejolak alur cerita. Ya kesulitan ini kita menuangkan nada pada setiap kata, harus yang pada nada sebelumnya dan sesudahnya. Semua ini seperti mengurai benang yang kusut, menjadi benang yang lurus.

Gila...... Menulis saja membuat kita harus melakukan banyak hal. Akhirnya, kita malah banyak belajar, bahwa kita mulai belajar memahami diri kita sendiri dengan berpikir dan menentukan langkah kita dengan menulis. Ketika kita bisa memahami diri kita sendiri, kita bisa saja memahami perasaan orang lain, dan ketika kita bisa menentukan langkah kita, kita bisa saja menentukan masa depan kita sendiri.

No comments:

Post a Comment