Di tengah perjalanan ini, kadang banyak kondisi dimana kejenuhan datang, kedatangan tersebut bukanlah tanpa sebab dikarenakan karena merasa apa yang dikerjakan terasa membosankan, kurang optimal, banyak krikitan, kecewa, dan faktor lainnya. kejenuhan itu akan memuncak ketika semangat mengerjakan mulai melemah, apalagi ketika merasa mulai tak ada peduli. yaa.. itulah titik jenuh, tak ada manusia yang bisa tehindar dari hal tersebut.
Titik jenuh banyak membawa hari-hari dengan tidak semangat, seakan tak bermakna, seakan tak berdaya, dan seakan tak mau apa-apa. Argh, seakan fase terberat dalam kehidupan, kesadaran harus bangkit dari keterpurukan bukanlah hal mudah, dengan motivasi, doa, usaha, dan dukungan harus kembali dikuatkan, sungguh proses kebangkitan yang berat.
Ditengah perjalanan kebangkitan, kita mulai belajar kembali apa yang membuat kita tidak semangat? apa yang membuat kita semangat? kenapa kita ingin kembali semangat? karena kita sadar tak bisa dikondisi titik terpuruk. maka dimulai titik terbalik, semangat dulunya terpendam kembali bergejolak, kemalasan hilang semua, dan fokus begitu lurus kedepan. Seakan itu bukanlah kita, seakan ada sihir yang mensugesti kita. Itulah titik balik seperti karet yang ditarik kebawa, ketika dilepas, karet tersebut melesat keatas nerbalik arah dengan titik keterpurukan dengan jarak yang sangat berbeda.
Namun kekuatan titik balik bukanlah sejatinya dari kita, namun Allah SWT yang memberi rahmadnya. dialah sejatinya memberi kita hidayah, dialah sejatinya membuatmu menjadi lebih baik. Banyak kisah orang-orang dari titik terpurukan kemudian bangkit menjadi titik terbalik, contoh iyalah Umar, yang awalnya sangat memusuhi islam kini menjadi sangat mencintai islam, kisah pembunuh 100 orang masuk surga karena ingin bertobat, wanita pezina masuk surga karena memberi minum kepada anjing dengan sepatunya. Memicu semangat tidaklah selalu dengan suatu yang besar, tapi hal sederhana dan berkenan membuat hal tersebut memicu kembali semangat.
Titik Balik tidaklah berlaku pada titik keterpurukan, tapi juga titik puncak, banyak mengusaha besar bangkrut karena satu kesalahan satu nominal, seorang syuhada alhafidz menjadi kafir karena wanita rambut pirang, dan macam-macam kisah keterpurukan lainnya. maka itu dibutuhkan konstistenitas kepada apa yang kita yakinkan dan perbuat. yang terpenting lagi, lita kita berada dititik keterpurukan, cobalah kembali bangkit, insya allah jalan kedepan akan dipermudah jalannya kembali :)
#TitikBalik #NulisRandom2015 #Day13
#TitikBalik #NulisRandom2015 #Day13
Tulisan yang super sekali, Fathan! Jangan lupa edit penulisan sebelum diunggah di blog yaaa.
ReplyDelete