Wednesday, June 10, 2015

Sebuah Mimpi

Mimpi tercipta karena dari harapan manusia, mungkin sebuah kenangan, dukungan, ketakutan, melawan, atau berbagai latar membangkitkan mimpi itu, Mimpi manusia tak hanya satu yang tercipta, namun banyak mimpi mereka buat. namun ditengah jalan, mimpi mereka sudah rancang, hilang oleh sibuknya kegiatan mereka di dunia, seakan mimpinya hanya mimpi belaka. Tapi tidak disana juga, mimpi yang benar-benar kejar hanya mimpi kembali, karena kurangnya semangat atau bukan takdirnya memperolehnya, akhirnya mimpi yang terbuat hanyanya sampah kenangan, namun dari tumpukan sampah itu, ada harapan... keinginan sebuah mimpi itu menjadi kenyataan, keinginkan untuk mengungkapkan apa yang ada di hatinya.

Dulu, imajinasiku tinggi,seakan setiap benda kulihat menjadi cerita sendiri, berupa kenangan saja, atau juga menjadi kisah menarik. Namun ketika bertemu dengan teman-teman, aku hanya terdiam tak mampu banyak berkata, seakan keterbatasan komunikasi dan suka salahnya mengeja. Keinginku ingin berkata seakan mempuncak, ketika lontaran hinaan terus menyerang, namun kembali kata itu terucap dalam hati tanpa ingin diucapkan, hanya harapan yang selalu kuinginkan, ku ingin hatiku bisa mengatakan apa isi hatinya. agar mereka sadar apa yang mereka perbuat salah.

Suka membuat komik, tapi tak pernah kunjung selesai, tak ahli bahasa asing, tapi suka soal mengarang bahasa Indonesia. karena pernah membuat komik tapi tidak benar-benar jadi, bayangan tokoh-tokoh yang telah kubayangankan menjadi ilusi yang terus bergerak seakan mereka ingin dihidupkan, tapi sekali lagi.. ku tak melanjutkan komikku karena gambarku tak kunjung berkembang, tapi ingin rasanya dituangkan kembali lagi. 

Ketika menjadi redaksi majalah Amazing, aku tak ingin majalahnya full copas, ku ingin ada karya yang benar-benar dari anggota sini, akhirnya kuberanikan diri untuk membuat cerpen. padahal aku tak pernah membuat cerpen apapun sebelumnya, tapi aku tak ingin Amazing tak punya cerpen sendiri. Awalnya aku bingung tulis apa, namun ketika Apel upacara, aku melihat banyak murid mendapatkan piala, mereka berkarya makanya juara, kenapa aku tak berkarya? aku ingin piala juga? terbayang karena piala itu, akhirnya aku memutuskan membuat cerita "Pandu Piala Palsu" menceritakan keinginan Pandu dihargai tetapi Pandu berbohong dengan Piala Palsunya. akhirnya jadi cerita tersebut walaupun kendala aku menulisnya dengan lama.

Ditengah perjalanan, keinginan menulis terpendam, aku hanya ingin mengejar PTN-ku, tapi sekali lagi, aku gagal. Pesimis, mimpi lainku gagal, tapi aku kembali tersenyum, keinginku ingin menulis kembali lahir ketika tugas softskill dikatakan terbaik di kelas, aku semangat. tapi kembali tak menulis lagi. Semangat dan Reda secara berulang-berulang kembali kembali semangat semenjak ada seminar menulis, seminar ini mengajak menulis bisa dalam rangka ibadah, menulis itu sehat, dan berbagai macam motivasi agar menulis. akhirnya mencoba menulis apa saja, puisi, review, cerita aneh, quota perpekan, dan apapun. Tiba-tiba ada lomba membuat artikel se BEM, aku ingin membuktikan saja apakah aku benar-benar bisa menulis.

Lomba artikel di selenggarakan oleh BEM sebagai hari jurnalistik sedunia bertema tentang lingkungan mahasiswa, apa? aku bukan wartawan, aku hanya menulis, siapa yang aku tanya menulis? tentu akulah wartawan dan akulah sumbernya. wawancaraku pada kehidupan setahun ini selama di kampus ini, berupa sebuah pelajaran tentang sosial dengan banyaknya latar manusia. Tulisanku bercampur dengan gaya puisiku dan aku ingat pelajaran bahasa Indonesia "Cerita dengan perbandingan manusia dan air" yak, jadilah Harmoni Warna dalam Gunadarma . akhirnya ku kumpulkan, dan alhamdulillah-nya menang juara satu. Ini bukanlah yang saya duga selama ini.

Akhirnya sampai sekarang, aku sendiri mulai menikmati menulis, mungkin sadar kekuranganku ketidakkonstisten dalam mengejar mimpi itu, tapi ada kondisi dimana mimpi kejar tidaklah berjalan mulus, mungkin karena Tuhan belum meridhoi, namun ketika ada potensi diantara mimpi itu, cobalah kembali kejar mimpi yang punya potensi itu, mungkin itulah jalanmu kedepan. Menulis menurutku berupa salah satu cara mengungkapkan isi hati ini, sadar berkata bukanlah keahlianku saat ini, namun aku masih bisa menulis sebagai cara untuk mengungkapkannya. Cobalah kejar kembali mimpimu yang dulu pernah kau dambakan.

#SebuahMimpi #NulisRandom2015 #Day10

No comments:

Post a Comment