Sunday, November 15, 2015

The Theater

"Suatu direncanakan demi sebuah pentas besar."

Kami ahli dalam sandiwara, menciptakan suasana penuh dengan penghayatan perasaan. Setiap berbuat bukanlah benar-benar dari hati kami ini tetapi dari skenario yang kami rancang, namun kalian seakan merasakannya seperti murni dari pribadi masing-masing. Kami ingin menghanyutkan perasaan kalian, dari rasa senang, sedih, harapan, ketakutan, dan bahkan cinta. Kalian jadikan kami tempat empati dan lawan main kami jadikan tempat kebencian. ya... kita tentu menciptakan tokoh protagonis dan antagonis. Menjadi pemicu liarnya theater ini.

Awalnya skenario kita berupa dari cerita, gagasan, atau mimpi kelabu kami. Kami hal semua itu menjadi kenyataan, walaupun nyatanya kami hanya menciptakan sandiwara besar-besaran. Mungkin panggung menjadi tempat theater beraksi, namun bukannya panggung yang kalian pijak lebih menarik. Menarik menjadi panggung utama, tanpa ada jarak antara kami dan kalian. Agar kalian bisa merasakan spektakuler aksi panggung kami, karena kalian akan terlibat langsung theater kami. Panggung ini adalah panggung realiti.

Kisah cinta bukanlah minat utama kami, itu hanya melibatkan dua insan saja, tak menarik. Kami suka melibatkan banyak orang, bahkan lebih banyak orang lagi. Ya... Drama musibah kematian. Kematian menjadi skenario terbaik dalam sebuah cerita, karena akan memacu empati besar pada korban dan kebencian besar pada sang penyebabnya. Semua gejolak perasaan akan terasa karena banyak orang disayang telah menghilang dan kekosongan hatinya menjadi tempat terbaik menaru kebencian padanya. Kami berperan menjadi pembuat musibah dan pahlawan skenario, namun kami selalu memberi tahu penontonnya siapakah penjahatnya, kami cukup tinggalkan bukti pasport Suriah.

Kami sebenarnya sedang sandiwara, namun kami cuma berharap, sandiwara kami menjadi kenyataan pada kalian nantinya.

No comments:

Post a Comment